Senin, 23 Februari 2015

Kridhaning Budaya Bumi Anjuk Ladang


Pada tangga 13 – 14 Februari 2015 diadakan pagelaran seni budaya daerah yang bertempat di UPT Taman Budaya Jawa Timur Surabaya. UPT Taman Budaya Jawa Timur sering mengadakan pagelaran seni budaya dan sudah memiliki jadwal – jadwal tertentu. Pagelaran seni budaya yang ditampilkan berasal dari berbagai kabupaten di Jawa Timur. Kali ini UPT Taman Budaya Jawa Timur mengusung budaya dari Kabupaten Nganjuk.
Kegiatan pagelaran seni budaya ini berlangsung selama 2 hari, diawali dengan pembukaan acara pada tanggal 13 Februari 2015 pukul 20.00. Pada acara pembukaan ini  banyak tamu undangan yang hadir tidak hanya dari kalangan pejabat daerah setempat namun juga dari institusi pendidikan. Acara diawali dengan pertunjukan tari khas Nganjuk sebagai pembuka acara.

Suasana Penonton 

Tari Pembuka Acara
Pagelaran seni budaya dari Nganjuk dapat dilihat setiap tahun sesuai dengan jadwal yang dapat diperoleh dari agenda UPT Taman Budaya Jawa Timur.Kegiatan pagelaran seni budaya ini tidak hanya menampilkan kesenian – kesenian daerah miliki Kabupaten Nganjuk, namun pemerintah daerah beserta dinas pariwisata menampilkan potensi lokal melalui produk – produk unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Nganjuk. Setiap ada kegiatan pagelaran seni selalu dihadirkan stand – stand khusus produk unggulan yang dikelolah oleh masyarakat Kabupaten Nganjuk sendiri.




Disela acara saya tertarik dan sempat mewawancarai beberapa warga Nganjuk yang membuka stand di acara tersebut mengenai efek yang dirasakan dengan adanya pagelaran seni budaya dari daerah asal mereka. Para pemilik stand mengaku senang dengan adanya acara ini sekaligus bangga terhadap daerah mereka. Rasa bangga mereka juga dikarenakan pameran produk – produk unggulan mereka dipilih oleh pemerintah setempat dibawa ke Surabaya. Karena tidak semua UMKM Kabupaten Nganjuk hadir di acara tersebut, maka para pemilik stand merasa produk mereka baik dan layak untuk di promosikan. Pemilik stand juga tidak segan – segan memberi tester produk mereka pada setiap calon pembeli yang datang, hal ini menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang layak untuk dinikmati.
Selain itu para pemilik stand merasakan efek positif dari acara ini, tidak hanya sekedar memperkenalkan produk namun juga dapat meningkatkan omset dari hasil penjualan sekitar 20-30% dari hari biasanya. Para pemilik stand telah mengikuti pameran ini secara berturut – turut setiap tahun, sehingga beberapa memiliki pelanggan tetap yang datang mencari dan membeli produk. Ada pula konsumen yang memanfaat waktu ini untuk memborong produk unggulan mereka sebagai oleh – oleh bagai sanak famili tanpa jauh – jauh pergi ke Nganjuk. Manfaat yang dirasakan juga tidak sekedar peningkatan omset bagi produk mereka, para pemilik stand juga merasakan dampak sosial dari acara ini yaitu mereka jadi menambah relasi baru, konsumen baru, dan interaksi antarsesama penjaga stand. Dengan begitu mereka mendapat jalan untuk memperluas pasar.


Jumat, 13 Februari 2015

Novel Spring In London

Judul                   : Spring In London
Pengarang           : Ilana Tan
Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : 2010

ISBN                  : 978-979-22-5376-4
Sumber gambar   : https://www.google.com/

·        Isi Novel :
Novel ini merukapan karangan fiksi dari Ilana Tan, sesuai dengan judul, novel ini mengambil setting tempat di London dan beberapa sudut menarik dissana. Menceritakan kisah pertemanan namun ada rasa trauma akan masa lalu yang pernah dialami. Novel ini dikemas dengan penulisan yang ringan dan santai bagi pembaca.
·         Sasaran Pembaca :
Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas, khususnya pada remaja. Karena ceritanya yang bergenre romance dan biasa dialami dalam kehidupan sehari - hari.
·         Sinopsis Novel :                                                            
Novel ini awalnya menceritakan tentang kisah pertemanan antara Naomi Ishida yang berprofesi sebagai seorang Model di Jepang dan kemudian berkarir di London, Jo In-Ho atau lebih dikenal dengan nama Danny Jo juga seorang modl terkenal asal Korea namun datang ke London beberapa kali untuk bekerja disebuah rumah produksi demi menggapai keinginannya sebagai sutradara. Pertemuan Naomi Ishida dan Danny Jo berawal saat mereka menjadi model video clip lagu milik teman Danny, penyanyi terkenal asal Korea Jung Tae-Woo. Perkenalan mereka pertama kali saat menjalani syuting video clip di Hyde Park, salah satu taman yang terkenal di London.
Namun saat pertemuan pertama Naomi hanya memberikan reaksi kaget dan gugup melihat Danny.Selama menjalani kegiatan syuting Danny selalu bersikap baik pada Naomi karena menganggap wajar sebagai teman, namun Naomi yang cenderung menghindarinya. Danny selalu mencoba untuk mendekati Naomi karena ia heran dengan sorot mata Naomi yang terpancar setiap Naomi melihatnya. Lambat laun tidak ada lagi pancaran ketakutan dari mata Naomi dan juga tidak menghindarinya lagi.
Pertemanan mereka berjalan dengan wajar dan semua terasa menyenangkan. Hingga suatu ketika Danny bertemu dengan teman lama kakaknya. Kakak Danny telah meninggal karena kecelakaan di Tokyo, Jepang. Kim Dong-Min nama dari teman kakak Dany, ia menceritakan tentang hal buruk yang dilakuakan kakak Dany pada Naomi. Hingga akhirnya Dany mengerti dengan sikap Naomi yang selalu gugup dan ketakutan denggannya di awal pertemuan.
Setelah Dany mengetahui tentang masa lalu Naomi, mereka memetuskan untuk berpisah selama 2 tahun kembali ke negera asal masing – masing. Keputusan itu dilakukan karena masing – masing ingin menyelaikan sebuah masalah yang ada pada diri mereka. Setelah selang 2 tahun, mereka dipertemukan kembali dlaam sebuah project photoshoot sebagai model untuk design pakain milik kakak Danny. Dan mereka merasa bahagia karena dapat bertemu kembali setelah setelah saling menunggu dan berpisah selama 2 tahun.

Senin, 09 Februari 2015

Nama lain Sam Poo Kong


Jika anda ingin berlibur dengan merasakan suasana seperti di Negeri Cina, tidak perlu jauh - jauh untuk mendapatkan hal itu. Anda dapat pergi ke Semarang jika ingin merasakan suasana seperti Negeri CIna. Pertama kali saya mengunjungi Kota Semarang pada tahun 2012, ketika mengunjungi suatu kota pasti tempat wisata adalah tujuan utamanya. Lokasi wisata yang dituju terletak di Simongan Raya no.129 sebelah barat daya kota Semarang, ketika sampai di tempat yang dituju setiap wisatawan yang berkunjung akan disambut dengan pagar tinggi yang didominasi warna merah beserta dua naga diatasnya, dan tertera nama tempat yang dikunjungi adalah Sam Poo Kong.  Ketika mulai memasuki area dalam, komplek bangunannya didominasi oleh warna merah beserta corak khas dari Negeri Tiongkok. Wisatawan yang datang dengan grup akan disambut oleh pemandu dari Sam Poo kong, pemandu mulai memperkenalkan diri dan kemudian dilanjutkan dengan menceritakan sejarah awal dari tempat ini.
Sam Poo Kong adalah komplek bangunan yang dedikasikan untuk Laksamana Cheng Ho yang merupakan seorang saudagar dari Negeri Tiongkok yang        datang ke Semarang dalam hal menyampaikan ajaran Isam dengan misi perdamaian yang dibawanya. Dalam komplek bangunan ini terdapat halaman yang sangat luas ditengah, halaman tersebut biasa digunakan untuk seni pertunjukan yang diadakan pada tanggal – tanggal tertentu. Para wisatawan  yang datang kesana tidak hanya sekedar menikmati arsitektur namun juga dapat berfoto dengan kostum tradisional kerajaan, tarif yang dikenakan untuk menyewa kostum bervariasi sesuai dengan jenis dan ukuran, tarif yang dikenakan tentu sudah termasuk dengan hasil foto.
Selain itu terdapat beberapa bangunan didalamnnya, diantaranya kuil yang masih aktif digunakan untuk sembahyangan. Kuil yang masih aktif ini dipagar keliling agar tidak sembarang orang memasuki bangunan tersebut, hanya khusus untuk orang yang akan melakukan sembahyang. 
foto kuil tampak depan

Foto kuil tampak samping

Selain itu bangunan lainnya yang berlokasi bersebelahan dengan kuil tersebut adalah masjid yang masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat muslim, ada pemberlakuan aturan – aturan tertentu bagi wisatawan yang akan masuk kesana diantaranya wajib melepaskan alas kaki ketika masuk, menjaga ketenangan suasana, dan sebagainya. Komplek bangunan di Sam Poo Kong ini semakin diperkuat dengan adanya patung – patung disekitar bangunan, yang utama adalah patung replika dari Laksamana Cheng Ho yang berada di sebelah bangunan masjid. 


Foto Masjid tampak depan

Foto patung Laksamana Cheng Ho

Sebenarnya bangunan inti di area tersebut adalah sebuah goa batu yang dulunya digunakan oleh Laksamana Cheng Ho sebagai markas, namun sekarang gua tersebut telah dipugar kembali oleh masyarakat setempat. Karena di goa tersebut menyimpan sejarah tentang Laksama Cheng Ho , maka tempat ini tidak hanya dikenal dengan sebutan Sam Poo Kong namun juga dikenal sebagai Klenteng Goa Batu.
Untuk menuju Sam Poo Kong atau Klenteng Goa Batu ini dapat ditempuh dengan sepeda motor, kendaraan pribadi ataupun bus pariwisata memakan waktu sekitar 15 menit dengan menempuh jarak kurang lebih 3,5 km dari pusat Kota Semarang. Tidak memerlukan biaya khusus untuk datang kesini karena bebas tarif masuk bagi wisatawan. Datang kesini tidak hanya sekedar jalan – jalan namun juga merupakan salah satu cara menghargai sejarah yang ada di Kota Semarang.