Senin, 09 Maret 2015

Sharing Budaya Panji Dalam Seni Pertunjukan Bersama Bapak Heri "Lentho" Prasetyo


Pada hari Jumat 6 Maret 2015, mata kuliah elective Panji mendatangkan dosen tamu dari luar institusi yang berpengalaman dalam dunia seni serta memahami cerita Panji dalam bentuk pertunjukan. Bapak Heri Prasetyo atau yang biasa dikenal sebagai Heri Lentho, bapak Heri merupakan orang yang banyak memiliki prestasi diantaranya penggagas G-Walk Fest & Festival Seni Surabaya, serta mendapatkan penghargaan dari Menteri Pariwisata 2015 kategori Seniman Pertunjukan Terbaik Indonesia. Dalam pertemuan dengan bapak Heri banyak memberi wawasan serta informasi baru yang belum pernah saya dengar berkaitan dengan ceri Panji dalam seni pertunjukan. Bapak Heri menceritakan asal mula mengapa beliau bisa mencintai Budaya Panji yang asli dari Jawa Timur serta membangun kembali kepopuleran cerita Panji melalui bentuk seni pertunjukan.
Sumber gambar : http://ihtb.uc.ac.id/panji/

Sumber gambar : http://ihtb.uc.ac.id/panji/

Dalam kisah Panji sendiri memiliki dua tokoh utama yakni Panji Inu Kertapati dan Candrakirana atau disebut juga Sekartaji. Asal mulanya bapak Heri tidak menyukai apa itu Cerita Panji, namun suatu ketika beliau membaca buku tentang kisah Candrakirana / Sekartaji dan akhirnya jatuh hati pada kisahnya. Setelah membaca cerita tersebut bapak Heri akhirnya menggagas seni pertunjukan yang bertema Panji dan membangun kepopuleran kisahnya, selain itu beliau secara pribadi sangat fanatik terhadap budaya Jawa Timur maka beliau terpikirlah bahwa kisah Panji ini adalah budaya asli Jawa Timur yang harus dilestarikan.  Program peertama yang digagas adalah “Revitalisasi Budaya Panji”, kegiatan serupa tidak hanya terjadi di Indonesia saja namun tema – tema seni festifal di dunia juga mengarah pada kesenian tradisi.

“Globalisasi membuat gaya hidup manusia sama, sedangkan seni budaya tradisi menjadi penting karena pembeda suatu bangsa” kutipan dari Tadashi Suzuki seorang sutradara teater dari Toga Jepang yang pernah ditemui oleh bapak Heri. Bapak Heri juga menjelaskan bahwa globalisasi membuat kita semua sama baik itu kebiasaan maupun bahasa, namun hanya tradisi atau sejarah yang membedakan antara negara yang satu dengan yang lain. Dari penjelasan tersebut bapak Heri memberikan  wawasan baru bahwa generasi muda saat ini berpotensi dalam pelestarian budaya Panji, salah satu metodenya yakni dengan pembelajaran dikelas seperti yang saya lakukan saat ini.

Cerita Panji dalam seni pertunjukkan banyak macam diataranya dongeng, wayang beber, ketoprak, ludruk, sendratari bahkan juga dalam bentuk teater modern dan opera musik. Dalam seni pertunjukan Panji terdapat beberapa simbol yang harus dikenali yakni warna hijau yang merupakan simbol alam  semesta, warna putih yang berarti mendekatkan dengan Sang Pencipta. Bapak heri memberikan ilmu baru dalam pengerjaan seni tentang cerita Panji yang dibagi dalam tiga unsur yakni konsep dan nilai, aktivitas yang berkaitan dengan penggalian ide cerita, kreativitas penyajian, dsb. Selain itu juga produk yang ditunjukkan juga memiliki tujuan lain selain penikmatan estetis diataranya pemanfaatan dalam pendidikan, kerohanian, maupun pengembangan masyarakat. Dalam menampilkan seni juga harus memiliki terobosan baru sebagai seni pertunjukan organik (enak dipandang, enak didengar) dan terdapat unsur tepa slira (saling menghargai).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar