Pada hari Jumat 6 Maret 2015, mata kuliah elective Panji
mendatangkan dosen tamu dari luar institusi yang berpengalaman dalam dunia seni
serta memahami cerita Panji dalam bentuk pertunjukan. Bapak Heri Prasetyo atau
yang biasa dikenal sebagai Heri Lentho, bapak Heri merupakan orang yang banyak
memiliki prestasi diantaranya penggagas G-Walk Fest & Festival Seni
Surabaya, serta mendapatkan penghargaan dari Menteri Pariwisata 2015 kategori
Seniman Pertunjukan Terbaik Indonesia. Dalam pertemuan dengan bapak Heri banyak
memberi wawasan serta informasi baru yang belum pernah saya dengar berkaitan
dengan ceri Panji dalam seni pertunjukan. Bapak Heri menceritakan asal mula
mengapa beliau bisa mencintai Budaya Panji yang asli dari Jawa Timur serta
membangun kembali kepopuleran cerita Panji melalui bentuk seni pertunjukan.
Sumber gambar : http://ihtb.uc.ac.id/panji/
Sumber gambar : http://ihtb.uc.ac.id/panji/
Dalam kisah Panji sendiri memiliki dua tokoh utama yakni
Panji Inu Kertapati dan Candrakirana atau disebut juga Sekartaji. Asal mulanya
bapak Heri tidak menyukai apa itu Cerita Panji, namun suatu ketika beliau
membaca buku tentang kisah Candrakirana / Sekartaji dan akhirnya jatuh hati
pada kisahnya. Setelah membaca cerita tersebut bapak Heri akhirnya menggagas
seni pertunjukan yang bertema Panji dan membangun kepopuleran kisahnya, selain
itu beliau secara pribadi sangat fanatik terhadap budaya Jawa Timur maka beliau
terpikirlah bahwa kisah Panji ini adalah budaya asli Jawa Timur yang harus
dilestarikan. Program peertama yang
digagas adalah “Revitalisasi Budaya Panji”, kegiatan serupa tidak hanya terjadi
di Indonesia saja namun tema – tema seni festifal di dunia juga mengarah pada
kesenian tradisi.
“Globalisasi membuat gaya hidup manusia sama, sedangkan seni
budaya tradisi menjadi penting karena pembeda suatu bangsa” kutipan dari
Tadashi Suzuki seorang sutradara teater dari Toga Jepang yang pernah ditemui
oleh bapak Heri. Bapak Heri juga menjelaskan bahwa globalisasi membuat kita
semua sama baik itu kebiasaan maupun bahasa, namun hanya tradisi atau sejarah
yang membedakan antara negara yang satu dengan yang lain. Dari penjelasan
tersebut bapak Heri memberikan wawasan
baru bahwa generasi muda saat ini berpotensi dalam pelestarian budaya Panji,
salah satu metodenya yakni dengan pembelajaran dikelas seperti yang saya
lakukan saat ini.
Cerita Panji dalam seni pertunjukkan banyak macam diataranya
dongeng, wayang beber, ketoprak, ludruk, sendratari bahkan juga dalam bentuk teater
modern dan opera musik. Dalam seni pertunjukan Panji terdapat beberapa simbol
yang harus dikenali yakni warna hijau yang merupakan simbol alam semesta, warna putih yang berarti mendekatkan
dengan Sang Pencipta. Bapak heri memberikan ilmu baru dalam pengerjaan seni
tentang cerita Panji yang dibagi dalam tiga unsur yakni konsep dan nilai,
aktivitas yang berkaitan dengan penggalian ide cerita, kreativitas penyajian,
dsb. Selain itu juga produk yang ditunjukkan juga memiliki tujuan lain selain
penikmatan estetis diataranya pemanfaatan dalam pendidikan, kerohanian, maupun
pengembangan masyarakat. Dalam menampilkan seni juga harus memiliki terobosan
baru sebagai seni pertunjukan organik (enak dipandang, enak didengar) dan
terdapat unsur tepa slira (saling
menghargai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar